Selamat Datang di www.mi-luqmanhakimslawi.co.cc Terimakasih sudah Berkunjung Jangan Lupa Tinggalkan Komentar

''

Welcome to Islamic Full day School MI Luqman Al Hakim

Kepala SIT/MI Luqman Al Hakim bersama Ketua JSIT Pusat

Lounching Pendidikan Karakter se-karesidenan Pekalongan

Opening Mukhoyam Pramuka SIT/MI Luqman Al Hakim Slawi

Pelantikan Pramuka Siaga ke Penggalang di Bumi Perkemahan Luqman Al Hakim

Mukhoyam Pramuka MI Luqman Al Hakim

Halang Rintang Jembatan Tali Gantung .

Halal Bi Halal

Halal Bi Halal JSIT se Kab Tegal

Selasa, 06 Maret 2012

Artikel



BUAYA MUSLIM
Dikisahkan kembali oleh Dea Kelas 2 C

Pada suatu hari, Ayam, Sapi dan Babi hendak menyeberangi sungai yang ada Buayanya. Saat Ayam melintas, hap! Langsung dimakan Buaya. Kemudian dengan ketakutan Sapi melintas juga dengan berharap agar selamat. Tapi gerakan Buaya ternyata sangat cepat melahap dan menelan Sapi yang begitu besarnya. Kali ini giliran Babi yang menyeberang. Anehnya, Sang Buaya ternyata membiarkan Babi itu lewat sampai ke seberang. Merasa aneh, Babi pun bertanya, “Hai Buaya, kenapa kamu tidak memakanku? Padahal waktu ayam dan sapi lewat, langsung kau makan. Lalu Buaya menjawab dengan tenangnya. “Maaf, Babi aku  tidak memakanmu, karena aku Buaya Muslim. Ayam dan Sapi itu makanan halal.” 





RAJA YANG PELIT
Dikisahkan kembali oleh Azimah Kelas 2 C

Suatu hari, hiduplah raja yang sangat pelit terhadap rakyatnya. Esok harinya ada rakyat uyuang datang  ke istana untuk meminta beras, karena telah dua hari tidak makan. Selama dua hari, rakyat itu hanya makan sisa-sisa makanannya. Tetapi raja itu tidak member beras itu. Raja itu benar-benar pelit.
Suatu hari, raja dibalas oleh kesalahannya sendiri. Raja ditimpa badai besar. Raja itu meminta tolong pada rakyatnya. Rakyatnya tidak mau menolong karena sudah pelut sama rakyatnya. Kemudian ada satu rakyat yang menolong raja. Ternyata ada satu rakyat yang menolong raja. Ternyata itu adalah rakyat yang beberapa hari lalu datang ke istana untuk meminta beras dan tidak diberi. Akhirnya raja meminta maaf pada semua rakyantnya. Sekarang raja itu disayangi rakyatnya dan tidak pelit lagi


TEMAN BARUKU, LINA
Dikisahkan kembali oleh Azimah Kelas 2 C

Suatu hari di pagi yang cerah, aku sedang bersiap-siap ke sekolah. Saat di sekolah, aku dan teman-temanku, Rani dan Rina memikir-kan teman baru. Sepulang aku dari sekolah, aku melihat rumah yang sedang dibangun dan aku juga melihat di sekitarnya ada seorang anak. Aku berkenalan dengan dia. Ternyata namanya Lina. Aku dan Lina pun bermain bersama. Esok harinya, aku berangkat ke sekolah, dan guruku membawa seorang anak. Anak itu ternyata Lina!
Aku senang karena dia sekolah di sini. Lina duduk disampingku. Sepulang sekolah, aku dan Lina mengerjakan PR Bahasa Inggris bersama. Lalu aku dan Lina bermain bersama lagi. Aku mengenalkan pada temanku yang bernama Salsa dan Gogita. Lina senang sekali karena dia mempunyai teman yang baru.


Kenapa Nggak Ada yang Ngertiin Aku!

Hai, perkenalkan namaku Raiso Mewarnai, ups!, Maksudku namaku Raisha Sovia Mawarni. Aku lahir di Bandung, 31 Desember 2001. Sekarang aku kelas 4. Sudah dulu ya, perkenalannya ya. Lanjut ke ceritaku.
Suatu pagi hari aku berangkat ke sekolah dengan riang. Tapi keriangan itu tidak untuk di siangnya. Hari itu aku lewatkan dengan banyak sebelnya. Habisnya diledek-ledekin pacar-pacaran lagi. Ih, nggak banget deh. Aku berusaha  untuk tetap tegar dan tidak terganggu dengan ledekan itu. Tapi lama lama dibiarkan, ledekan itu malah keterusan. Terutama yang anak laki-laki. Kurang kerjaan banget mereka. Mereka bener-bener membuatku gedeg.  Kamu tahu nggak gedeg? Yang jelas bukan makanan khas jogja lho? Kata itu sama artinya dengan dongkol. Kamu tahu dongkol juga nggak? Yang jelas bukan nama makanan yang baunya nggak kalah sama pete lho ya. Gedeg dan dongkol itu adalah bagian dari ekspresi kekesalan kalau diledekin terus menerus. Untuk aku tidak teriak-teriak sebagai bentuk sikap sebelku. Bentuk pelampiasanku ya, dengan tulisan ini…
Lama-lama diledekin, naluriku sebagai perempuan keluar juga. Aku sampai nangis. Aku sedih banget. Kok ada anak kecil membicarakan hal-hal itu. Bukankah lebih baik membicarakan bagaimana serunya belajar, serunya baca buku. Itu jauh lebih keren, daripada ngobrolin sesuatu yang nggak ada gunanya. Lagupula apa untungya coba?! Kalau belajar kan jadi pintar. Kalau baca, malah tambah pintar, karena kita akan banyak tahu hal-hal baru, banyak kata baru, banyak pengalaman baru, dan tentu saja ada manfaatnya, seperti misalnya, bisa menemukan ide bikin cerpen atau puisi, atau catatan perjalanan yang seru!
“Icha, kamu kenapa?” Tanya Vita mengagetkan aku.
“Eh, nggak Vit. Aku nggak apa-apa.”
“Oh, kamu lagi nggak fit. Memang kamu sakit apa?”
“Vita Charm!!!!!”, kataku agak gemas. Ternyata temanku yang satu ini salah nangkep. “Tadi itu aku bilang nggak Vit, Vit itu nama kamu, Vita-Vita”
“Oh, maaf. Ya udah kalau begitu. Tapi kamu jangan panggil aku Vita Charm, ya. Kalau meledek aku, panggil saja aku dengan Olala…Vit! atau Vitalong C! ” kata Vita dengan wajah lucu, dan membuatku tersenyum. Aku sudah melupakan kesedihanku dengan sikap konyol Vita, teman sekelasku.
Oh, iya. Sampai sini aku jadi bingung. Mau curhat sedih atau mau melawak sih. Kok campur aduk ya... Nggak papa lah, yang penting aku sudah mencoba menuliskan semua perasaanku.

*) Raisha Sovia Mawarni - siswi kelas 4B,
Sekolah Islam Terpadu MI Luqman Al Hakim.
Hobinya menulis dan membaca KKPK.