VISI
Menjadi pelopor pendidikan Islam berkualitas.
MISI
1. Membentuk siswa-siswi dengan aqidah yang benar ( Tarbiyah Aqidah)
2. Membekali siswa-siswi dengan akhlaqul karimah (Tarbiyah khuluqiyah)
3. Berfikir kritis dan cerdas (Tarbiyah Fikriyah)
4. Membentuk siswa-siswi sehat dan kuat (Tarbiyah Jasadiyah)
5. Membentuk siswa-siswi yang kreatif, inisiatif, dan responsif (Tarbiyah Amaliyah)
LANA SAIFUL AQIL. Anaknya kecil. Lebih tepatnya mungil. Tapi cepat berpikir. Dikenal pendiam, padahal sebenarnya hanya belum mampu bercerita banyak. Sehingga oleh kebanyakan teman-temannya dikenal sebagai pendiam. Tapi diam-diam begitu, sebenarnya Iful menyimpan potensi yang tidak dimiliki oleh teman-teman lain.
Zumroni, ayahnya Iful menilai Iful sebagai pribadi yang unik. Cara berpikir lebih banyak mengandalkan otak kiri. Sehingga sangat wajar, ketika bergaul dia jarang berbicara. Kecil-kecil begitu, dia mahir main catur, rubik, dan hobi menyelesaikan soal-soal yang rumit. Ketiga kebiasaan ini sempat membuat orang tuanya tercengang. Inilah beberapa fakta tentang Iful seperti yang disampaikan orang tuanya.
Saat keinginan main caturnya menggebu, ia meminta kepada ayah atau ibunya untuk menjadi lawan main catur. Ia siapkan sendiri bidak-bidak caturnya. Lalu meminta ibunya untuk bermain catur. jika ibunya tak kunjung juga datang di papan catur, karena kesibukan mengurus pekerjaan rumah, iful ngambek.
Iful juga terlihat sangat menikmati mengerjakan soal-soal rumit. Ayahnya yang bekerja di sebuah bimbel ternama, menyempatkan waktu untuk menemaninya belajar. Pernah Iful saat dikasih soal, habis dikerjakan dalam waktu singkat. Bahkan sampai minta ke ayah ibunya untuk dibuatkan soal yang baru. Dikerjakan lagi. Habis lagi. Minta lagi dikerjakan lagi, selesai juga.
Iful juga paling senang bermain rubik. Kecepatannya tak terduga. Kotak-kotak rubik yang berantakan, ia susun kembali. Komposisi warna yang tidak beraturan, ia susun kembali dalam waktu yang cepat dan singkat. Wauw! Dahsyat!! (Ali Irfan)
Acara jam 17.00 WIB. Walikelas hadir pukul 16.45 Dinilai Terlambat
Pada Kamis, dipenghujung bulan September kemarin, kelas 4A mengadakan buka puasa bersama di rumah Lana Saiful Aqil, yang beralamat di Jl. Gajah Mada Kalisapu. Acara ini diikuti dengan meriah. Keceriaan anak-anak 4A begitu terlihat dan antusias.
Acara ini telah mereka gagas jauh-jauh hari. Terinspirasi dari kakak-kakak kelas sebelumnya yang mengadakan buka puasa sunah bersama mulai dari kelas 4 smapai kelas 6. Maka tak mengherankan jika, acara ini disambut hangat oleh semua anak-anak kelas 4A. semua konsep acara mereka gagas sendiri. Mulai dari tempat acara, waktu pelaksanaan, bahkan sampai berapa iuran yang harus diberikan untuk mengadakan acara buka puasa bersama berlangsung.
Ali Irfan, Walikelas 4A hanya menerima jadi saja konsep yang telah dibuat anak, kemudian menjembatani kepada orang tua murid, sehingga acara itu terlaksana. Acara buka bersama yang sedianya dimulai pada pukul 17.00, ternyata tidak tepat waktu. Sedemikian antuasiasnya anak-anak putri, pukul tiga sore, mereka sudah berdatangan. Ternyata mereka sempatkan mampir ke rumah Mona. Bahkan anak putra ada yang sudah berkumpul pada jam 2 siang, dengan memuaskan diri bermain bola di halaman rumah Iful.
Ustad Ali saja, walikelas 4A datang pada 16.45 dianggap terlambat, oleh mereka. Semua anak-anak sebagian besar sudah berkumpul. Bahkan mereka menunggu kedatangan walikelasnya di jalan. “Ustad-ustadz gimana sih, datang terlambat. Kita kan sudah datang dari tadi.”
“Nah, acaranya jam berapa yang telah disepakati?”
“Jam lima sore.”
“Sekarang jam berapa?” Tanya ustadz Ali. Salah satu dari mereka melihat jam tangan yang melekat di lengan.
“Jam 16.45.”
“Jadi, sudah terlambat belum?”
“Hehehe…belum ustadz.”
“Berarti kalian yang hebat. Karena kalian berangkat lebih awal dari waktu yang telah ditentukan. (4A)
Ada yang berbeda dari pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 4A. saat itu pelajaran tidak berlangsung di kelas seperti biasa. Ya, tepatnya pada Kamis 26 Oktober yang lalu anak-anak kelas 4 A melakukan kunjungan ke Perpusarda (Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Tegal)
Berangkat selepas makan siang dan shalat dhuhur, anak-anak sangat bersemangat sekali melakukan kunjungan. Rencana ini sebenarnya sudah jauh-jauh hari, terutama setelah terdengar kabar, kalau ada salah satu ruang kelas di MI Luqman Al Hakim akan dijadikan ruang perpustakaan. Ingin tahu lebih dulu isi perpustakaan secara utuh, akhirnya anak-anak berinisiatif melakukan kunjungan ke perpustakaan.
Menggunakan angkutan umum, mereka secara bertahap menuju ke lokasi dengan ditemani Ali Irfan, selaku wali kelasnya. Kloter pertama pemberangkatan adalah anak-anak putri. Bekal yang mereka bawa tidak hanya buku tulis, tapi juga belanjaan makanan dan minuman. Padahal dalam perpustakaan tidak diperkenankan makan dan minum. Akhirnya secara ramai-ramai mereka mencoba untuk menghabiskan bekal selama perjalanan. Minuman yang belum habis, langsung dihabiskan sama teman yang lain. Makanan yang masih separuh langsung dihabiskan dibagi-bagi. Begitu sudah sampai lokasi, ternyata jajanan belum habis juga. Akhirnya atas inisiatif Tsalits, makanan itu dikumpulkan jadi satu dalam sebuah kantong plastik dan kemudian dititipkan sama wali kelasnya.
Anak-anak putri masuk ke ruang pertemuan yang ditemui oleh petugas perpustakaan. Sementara angkot yang mengantar mereka, kembali lagi ke sekolah untuk mengantar yang anak-anak putra. Hingga semuanya bisa berkumpul di perpustakaan.
Tempat pertama yang dikunjungi adalah aula pertemuan. Di sinilah anak-anak dikumpulkan lebih dulu untuk diberikan pengarah seputar perpustakaan oleh petugas perpustakaan. Mereka tercengang ketika mendengar koleksi perpustakaan ada 18.000 judul buku. Sampai-sampai mereka berpikir, buku sebanyak itu berapa hari waktu untuk membacanya. Atau mungkin juga berpikir, kalau buat alas tidur, bisa tenggelam kali oleh buku, hehehe…. Dari situ mereka jadi tahu kalau untuk menjadi anggota perpustakaan itu ternyata gratis. Tinggal mengumpulkan foto ukuran 3x4 cm sebanyak lima lembar dan mengisi formulir.
Selesai pengarahan dari petugas perpustakaan, anak-anak langsung mengelilingi area perpustakaan. Mulai dari ruang baca untuk pembaca dewasa, ruang baca koran, ruang referensi, dan terakhir sampai ruang baca anak. Nah, di tempat inilah mereka menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas dari Ustadz Ali untuk pelajaran Bahasa Indonesia.
Tugasnya adalah mencari buku, kemudian menuliskan judul buku, siapa pengarangnya, apa penerbitnya, dan meringkas hasil bacaan buku tersebut. Tanpa perlu dikomando lagi, mereka langsung mencari buku-buku tersebut. Mereka tampak antusias mengerjakannya. Bahkan sampai tak terasa, waktu ternyata sudah menunjukkan pukul 14.00 dan mobil jemputan sudah datang. Mereka sempat tak mau pulang karena keasyikan membaca.
Keterbatasan waktu membuat mereka harus menyudahi petualangan karena harus kembali ke sekolah. Mereka berharap, perpustakaan di sekolah bisa segera beroperasi dan koleksi buku-bukunya sangat banyak sehingga puas bacanya. Hasil dari kunjungan itu adalah rencananya anak-anak 4A akan membuat kartu anggota perpustakaan, agar sewaktu-waktu bisa datang ke perpustakaan sendiri, dan baca buku sepuasnya.
Peraturan Menteri Pemberdayaan (Permenpan) No 16 tahun 2009 tentang jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit sudah mulai berlaku efektif. Dalam peraturan itu, guru diwajibkan membuat artikel yang dimuat di media massa seperti koran, majalah, dan jurnal. Ketentuan merupakan tindak lanjut dari upaya Mendiknas untuk menambah satu kriteria guru menjadi profesional.
Sebagian kalangan guru menilai peraturan ini dinilai memberatkan. Alasannya sederhana, saat kuliah keguruan tidak ada pembekalan menulis karya ilmiah populer.
Kuantitas guru menulis memang masih memprihatinkan. Data tahun 2010 sebagaimana dilansir Kemendiknas, sebagian besar guru, sekitar 570 ribu orang, atau 22 persen dari jumlah guru secara keseluruhan, mentok di golongan IV A, karena kurang memiliki kemampuan menulis.
Padahal kalau ditelisik lebih mendasar, persoalan menulis sebenarnya lebih kepada permasalahan mental: Mau mencoba menulis atau tidak. Bukan sebuah persoalan apakah selama kuliah mendapat pembekalan tentang materi perkuliahan menulis karya ilmiah popular atau tidak. Sering mengikuti pelatihan menulis atau tidak. Menulis adalah habit. Sejauh mana kita banyak membaca, sebanyak itu pula peluang problem untuk dituliskan. Sebuah budaya literasi ini memang sudah selayaknya perlu dibentuk dan dibudayakan di kalangan akademisi. Sifatnya kompleks dan general. Semua permasalahan bisa menjadi ide dan bisa ditulis. Jadi, ketika ada peraturan baru ini, sudah semestinya disambut hangat, karena setidaknya ini menunjukkan betapa profesi guru sedemikian berkelas, karena ada banyak kriteria untuk kenaikan pangkat.
Masalah profesionalisme guru, saya kira tidak hanya terbatas kepada permasalahan yang bersifat pedagogik, sosial dan profesional. Lebih dari itu, kecakapan guru dalam menulis juga patut diperhitungkan, karena memang layak menjadi ukuran intelektualitas seorang guru.
Salah seorang teman saya yang berprofesi sebagai pedagang koran di trotoar, bisa dibilang sukses menjadi penulis meski hanya tamatan SMA. Minatnya menulis menggebu. Aktivitas membacanya menggila, membuat pikirannya bermunculan ide-ide yang kemudian ia salurkan melalui tulisan. Jadilah tukang koran itu penulis yang buah pikirannya menghiasai media massa, sudah menghasilkan puluhan buku. Padahal secara intelektual, guru lebih berpeluang untuk bisa menuliskan banyak hal jika dibandingkan dengan tukang koran yang hanya tamatan SMA. Tapi kemiskinan motivasi, keinginan mau mencoba yang tak pernah tebersit, menjadikan mereka lebih memilih untuk jalan ditempat. Mereka kalah sebelum bertanding. Terpuruk sebelum mencoba.
“Qayyidul ‘ilma bil kitaabah”, ikatlah ilmu dengan menuliskannya. Begitulah sebuah atsar yang disampaikan Ali bin Abi Thalib.Ilmu letaknya di memori, sedangkan memori kadangtersimpanbegitu rapi di otak sehingga sulit untuk dikuak saat kita membutuhkannya. Seperti yang kita tahu, pada otak kita terdapat bagian primitif yang jika kita sedang panik, biasanya akan menjadi aktif. Maka, tak heran jika ada orang yang ilmunya setinggi gunung, namun terlihat begitu tolol ketika panik. Tak ayal lagi, ilmu butuh diikat, agar tidak ‘berlarian’ ke sana kemari. Dan cara mengikat ilmu yang paling tepat adalah dengan menuliskannya.
Sebenarnya ada banyak permasalahan dalam dunia pendidikan yang bisa ditulis guru. Menuliskan ide sesuai bidang yang digeluti menjadi nilai kemudahan tersendiri karena memang merasakannya langsung, bagaimana kelebihan dan kekurangannya. Sebagai contoh, guru bisa menulis bagaimana cara mengelola kelas yang efektif di hadapan anak-anak yang luar biasa aktif. Guru bisa menuliskan, tingkat kesejahteraan dibandingkan dengan kinerja guru saat mengajar, guru juga bisa menuliskan temuan-temuan alat peraga yang bisa membantu pembelajaran di kelas, dan masih banyak lagi yang lainnya!
Secara nilai, aktivitas menulis juga melatih kejujuran dan pola berpikir sistematis. Serapi apapun seseorang melakukan plagiat, tetap akan ketahuan. Sangat tidak etis, jika akademisi melakukan praktek plagiasi, menganggap karya orang sebagai karya sendiri, menggunakan jasa ghost writer demi memuluskan rencana kenaikan pangkat, atau bahkan yang sangat memalukan membayar media tertentu agar tulisannya yang belum tentu berkualitas bagus, dimuat. Itulah mengapa jika kualitas tulisan juga mempengaruhi kualitas intelektual seseorang.
Dalam dunia literasi, sebuah karya tulis, haruslah bisa dipertanggungjawabkan kepada publik. Jadi ini bernilai positif terhadap karakter guru, terutama pada poin kejujuran. Sederhananya, melalui tulisan pemikiran kita akan segera tersebar secara massal. Tidak hanya konteks sekolah, apalagi sebatas kelas. Target sasaranakan lebih meluas, tanpa kita harus bersusah payah menemui mereka.
Menulis juga melatih kita berpikir (lebih) sistematis. Barangkali ada murid kita yang tidak bisa memahami penjelasan guru yang tengah mengajar di kelas. Bisa jadi, karena guru mengucapkan kalimat-kalimatnya dengan meloncat-loncat. Apalagi jika ia belum merancang pembelajaran yang harus ia siapkan sebelumnya.Hal tersebut, akan bisa lebih diantisipasi jika kita terbiasa dengan menulis. Ketika menulis, kita memiliki kesempatan untuk mengedit tulisan-tulisan kita kembali. Kita bisa menata jalan pikiran yang berantakan menjadi lebih rapi, bisa membuang bagian-bagian yang tidak terlalu penting, sehingga kita bisa mendapatkan hubungan sebab akibat yang logis, sistematis, tanpa direcoki terlalu banyak bumbu yang memusingkan.
Guru sudah seharusnya pandai menulis. Harus memiliki visi dan misi ke depan yang jelas. Menurut Ari Ginanjar Agustian, orang yang tidak memiliki tujuan hidup serta visi dan missi yang jelas, ibarat benda-benda luar angkasa seperti asteroid atau planet atau apapun yang beredar secara rutin, namun tak tahu di mana pusat orbitnya berada. Ia memang melakukan hal-hal tertentu, yang bisa jadi merupakan kebiasaan yang tangkas dilakukan. Namun rugi sekali rasanya, jika kemahiran itu ternyata hanya sebuah aktivitas tanpa tujuan yang jauh dari menggairahkan.
Menulis bagi guru adalah keniscayaan. Mustahil rasanya bagi guru yang mengajarkan membaca dan menulis, guru sendiri jarang melakukan keduanya. Seharusnya aktivitasnya jauh lebih kompleks lagi. Membaca, tak sekedar membaca aksara tapi lebih kepada permenungan suatu permasalahan yang bisa membawa kemajuan pendidikan. Sehingga saya berkesimpulan, guru harus bisa menulis. Ada kemuliaan tak terperi di sana jika motivasi menulis untuk menyebarkan pemikiran, dan tidak asal menulis untuk motivasi kenaikan pangkat.
Ali Irfan, Guru MI Luqman Al Hakim. Ketua Forum Lingkar Pena Tegal
SEKOLAH ISLAM TERPADU (SIT) MI LUQMAN AL HAKIM Status : Terakreditasi A(2008)NSM : 112332810145
SK Kandepag No./NPSN : 17/6.c/PP.03.2/602/2000 Tgl.01 Juli 2000
Di antara syarat-syarat untuk menjadi siswa SIT/MI LUQMAN AL HAKIM adalah sebagai berikut :
1. Usia calon peserta didik baru sekurang-kurangnya 6 tahun atau kurang 3 bulan pada bulan Juli 2012. 2. Membayar Infaq pendaftaran sebesar Rp. 65.000,- 3. Mengisi formulir pendaftaran. 4. Foto Copy ijazah TK. 5. Foto Copy Akte kelahiran. 6. Pas photo 3 x 4 = 4 lembar.
SIT/MI Luqman AlHakim Tegal menggunakan Kurikulum Nasional Terbaru (KTSP) dan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) dengan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan Islami (PAKEMI) sehingga memudahkan siswa dalam mencapai kompetensi yang ditargetkan di dukung dengan ekstra kurikuler yang mengarah pada life skill.
1. Juara 2 lomba bahasa indonesia tingkat DIY, Jateng, &Jatim 2003
2. Juara 3 lomba mapel matematika tingkat DIY, Jateng, &Jatim 2003
3. Juara 1 lomba mapel matematika tingkat kecamatan slawi
4. Juara 2 lomba matematika tingkat propinsi JSIT Indonesia tahun 2005
5. Juara 1 lomba mapel dalam rangka lustrum SMP3 slawi tahun 2006
6. Juara 2 lomba sekolah tingkat kabupaten tahun 2006
7. Juara 3 lomba kretifitas dan prestasi tingkat kabupaten tahun 2006
8. Juara 1 pidato bahasa inggris tingkat kabupaten tahun 2007
9. Peraih medali perak olimpiade sains kuark tingkat nasional tahun 2007
10. Juara 1 lomba Bahasa Inggris kls IV tingkat SD se-kab. Tegal tahun 2008
11. Juara 3 lomba melukis tingkat SD se-kab. Tegal tahun 2008
12. Juara 3 Jamnas pramuka SIT tahun 2008
13. Juara lomba mapel matematika tingkat kab. Tegal tahun 2009 14. Juara 3 Tenis Meja Hab Kemenag se-kab. Tegal tahun 2009 15. Juara 2 LCC Dokter Kecil se-kec. Slawi tahun 2010 16. Juara 2 Olimpiade MIPA se-kab. Tegal tahun 2010 17. Juara 1 Siswa Berprestasi se-kab. Tegal tahun 2010 18. Juara 2 Lomba Puisi se-kab. Tegal tahun 2010 19. Juara 2 Pesta Siaga JSIT wil-DIY dan Jatim tahun 2010 20. Juara 1 menulis cerpen Kwaran se-kec. Slawi tahun 2010 21. Juara 1 Olimpiade Tahfidz Qur'an se-kota Tegal tahun 2010 22. Juara 1 Kwaran Slawi penjelajah terbaik 2011 23. Juara 2 Kwaran Slawi penggalang tergiat 2011
VISI
Menjadi pelopor pendidikan Islam berkualitas.
MISI
1. Membentuk siswa-siswi dengan aqidah yang benar ( Tarbiyah Aqidah)
2. Membekali siswa-siswi dengan akhlaqul karimah (Tarbiyah khuluqiyah)
3. Berfikir kritis dan cerdas (Tarbiyah Fikriyah)
4. Membentuk siswa-siswi sehat dan kuat (Tarbiyah Jasadiyah)
5. Membentuk siswa-siswi yang kreatif, inisiatif, dan responsif (Tarbiyah Amaliyah)
Pendidikan adalah proses pemotretan, penggalian, dan pengembangan potensi manusia agar tumbuh dan berkembang secara optimal meliputi seluruh aspek kecerdasannya serta menjadi sarana pembentukan generasi rabbani.
tak bisa di pungkiri keadaan keadaan generasi pemuda kita sangat memprihatinkan. mereka sudah kehilangan jati diri mereka sebagai generasi harapan. jika hal ini di biarkan maka kita akan kehilangan generasi terbaik yang menjadi harapan bangsa. oleh karena itu di perlukan lembaga pendidikan alternatif yang memberikan model pendidikan terpadu berbasis keteladanan. disinilah Yayasan Ulinnuha berusaha memberikan solusi pendidikan terpadu (integral) dan seimbang antara duniawi dan ukhrowi. yakni model pendidikan yang :
1. Mengintegrasikan antara pendidikan agama dan umum.
2. Mengintegrasikan antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Mengintegrasikan antara pendidikan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Tenaga Edukatif Pendidik berlatar belakang pendidikan S1 (Strata 1) plus akta IV dan satu orang Pasca Sarjana/ S2. Mereka adalah guru-guru teladan yang berprestasi, sungguh-sungguh dan disiplin serta mendidik dengan penuh kasih sayang dan cinta. Antara lain lulusan dari: UII, UGM, UNS, UNNES, UNSOED, IAIN/ UIN, IKIP/UNJ, LIPIA Jakarta, dll.
Kepala Sekolah: Ust. Wiyarso, S.Ag, ( Ketua JSIT Korda Pekalongan ).
YAYASAN ULINUHA MERUPAKAN SEBUAH LEMBAGA YANG MELIPUTI BIDANG PENDIDIKAN BERBASIS ISLAM (KB-IT,TK-IT,SD-IT,SMP-IT LUQMAN AL HAKIM) FULL DAY SCHOOL. DENGAN FASILITAS MASJID IMAM SYAFI'I SEBAGAI ISLAMIC CENTRE & MASIH BANYAK KEGIATAN PENUNJANG MASYARAKAT YANG LAINNYA.
SEKOLAH ISLAM TERPADU (SIT) MI LUQMAN AL HAKIM Status : Terakreditasi A(2008)NSM : 112332810145
SK Kandepag No./NPSN : 17/6.c/PP.03.2/602/2000 Tgl.01 Juli 2000
MUQADIMAH
Pendidikan adalah proses pemotretan, penggalian, dan pengembangan potensi manusia agar tumbuh dan berkembang secara optimal meliputi seluruh aspek kecerdasannya serta menjadi sarana pembentukan generasi rabbani.
tak bisa di pungkiri keadaan keadaan generasi pemuda kita sangat memprihatinkan. mereka sudah kehilangan jati diri mereka sebagai generasi harapan. jika hal ini di biarkan maka kita akan kehilangan generasi terbaik yang menjadi harapan bangsa. oleh karena itu di perlukan lembaga pendidikan alternatif yang memberikan model pendidikan terpadu berbasis keteladanan. disinilah Yayasan Ulinnuha berusaha memberikan solusi pendidikan terpadu (integral) dan seimbang antara duniawi dan ukhrowi. yakni model pendidikan yang :
1. Mengintegrasikan antara pendidikan agama dan umum.
2. Mengintegrasikan antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Mengintegrasikan antara pendidikan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
VISI
Menjadi pelopor pendidikan Islam berkualitas.
MISI
1. Membentuk siswa-siswi dengan aqidah yang benar ( Tarbiyah Aqidah)
2. Membekali siswa-siswi dengan akhlaqul karimah (Tarbiyah khuluqiyah)
3. Berfikir kritis dan cerdas (Tarbiyah Fikriyah)
4. Membentuk siswa-siswi sehat dan kuat (Tarbiyah Jasadiyah)
5. Membentuk siswa-siswi yang kreatif, inisiatif, dan responsif (Tarbiyah Amaliyah)
TENAGA PENGAJAR
Tenaga Edukatif berasal dari lulusan perguruan tinggi negeri dan swasta antara lain : UNS, UNNES, UNSOED, UNDIP, IAIN, LIPIA Jakarta, IKIP, UGM, UII, dan lain-lain.
MODEL BELAJAR~ Pendekatan student aktive learning
~ Pendidikan agama ditekankan pada nilai-nilai Islam dengan keteladanan para pendidiknya
~ Mutiple Intelegense
KURIKULUM
Kurikulum Nasional
Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)
PROGRAM UNGGULAN1. Baca tulis Al Qur'an
2. Komputer dan Informatika
3. Tahsin dan tahfidz
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
FASILITAS1. Gedung Representatif
2. Masjid sebagi tempat praktek ibadah
3. laboratorium Komputer & Internet
4. laboratorium Sains
5. Sarana Outbond untuk pendidikan jasadiyah
6. Suasana lingkungan yang aman, nyaman, dan Islami, sangat tepat untuk pendidikan anak
PRESTASI YANG PERNAH DI RAIH1. Juara 2 lomba bahasa indonesia tingkat DIY, Jateng, &Jatim 2003
2. Juara 3 lomba mapel matematika tingkat DIY, Jateng, &Jatim 2003
3. Juara 1 lomba mapel matematika tingkat kecamatan slawi
4. Juara 2 lomba matematika tingkat propinsi JSIT Indonesia tahun 2005
5. Juara 1 lomba mapel dalam rangka lustrum SMP3 slawi tahun 2006
6. Juara 2 lomba sekolah tingkat kabupaten tahun 2006
7. Juara 3 lomba kretifitas dan prestasi tingkat kabupaten tahun 2006
8. Juara 1 pidato bahasa inggris tingkat kabupaten tahun 2007
9. Peraih medali perak olimpiade sains kuark tingkat nasional tahun 2007
10. Juara 1 lomba bahasa inggris kls IV tingkat SD se-kab. Tegal tahun 2008
11. Juara 3 lomba melukis tingkat SD se-kab. Tegal tahun 2008
12. Juara 3 jamnas pramuka SIT tahun 2008
13. Juara lomba mapel matematika tingkat kab. Tegal tahun 2009